Kalau sampai waktuku ...

Aku

(Chairil Anwar)

Kalau sampai waktuku ...

Hmm, sekian lama saya kenal puisi ini. Sekian lama pula saya merasa telah memahami betul (dengan caraku sendiri) maknanya. Tapi baru sekarang saya hanya mampu membacanya hanya sampai baris pertama.

Kalau sampai waktuku ...

Setiap pangkal ada ujungnya. Setiap pemberangkatan ada pemberhentiannya. Saya tahu, saya sadar betul akan hal itu.

Saya hanyalah seorang penumpang bis yang mabuk kendaraan. Kemudian mencari cara aman dengan tidur untuk mengurangi rasa mual dan pening karena tidak tahan dengan bau dan suasana bus kota. Kemudian tiba-tiba saya terbangun dan sampai di tujuan.

Hilanglah kesempatan saya untuk berbincang ringan dengan seorang pria paruh baya yang mungkin akan bercerita tentang anaknya yang pandai. Tertutuplah pintu rizki seorang penjual Tolak Angin yang mungkin saja dia peroleh dengan perantara tangan saya. Gagal-lah saya melihat pemandangan sawah-sawah yang menguning yang mungkin saya jumpai sepanjang perjalanan antar kota.

Kemudian begitu sampai rumah, emakku bertanya, "Ada apa saja le tadi di perjalanan?". Hmm, apa yang harus kuceritakan? Apakah saya bisa berbohong pada Ibu yang paling kucintai? Ataukah saya harus mengulang lagi perjalan itu? Tapi saya sudah sampai di tujuan.

Kalau sampai waktuku ...

Setiap orang hidup sambil menunggu. Lalu bagaimana cara masing-masing orang menunggu sangat menentukan hasil penantiannya. Apakah menunggu dengan tertidur dan bebas dari rasa sakit, ataukah menunggu dengan terjaga sambil merasakan pening dan mual yang begitu menyiksa.

Kalau sampai waktuku ...

Tidak ada yang begitu menyiksa bila kita mampu menyiasatinya. Mereka bilang, dengan membayangkan tujuan perjalanan, kita akan lupa dengan mual dan pening itu. Hangatnya sambutan Emak, mengobrol santai dengan Bapak tercinta, bercanda dengan adik yang masih berusia balita, bertemu Bu Dhe yang suaranya bisa menghidupkan orang mati dan mematikan orang hidup, Embah yang tidak pernah mau memindah channel TV saat nonton sinetron, adik laki-laki yang sudah beranjak remaja, adik perempuan yang sedang manja-manjanya. Semua keindahan visi itu bisa benar-benar menghilangkan segala pedih, penat, pusing, suntuk serta segala ketidaknyamanan perjalanan.

Kalau sampai waktuku ...

Lalu bagaimana kalau waktuku tiba sebelum aku bisa mengulang perjalanan itu?

Sobat, jangan sia-siakan perjalanmu yang cuma sekali ini. Alloh menanti cerita-cerita indah perjalanan hidupmu. Alloh juga akan bertanya apakah kamu ingat Dia saat dalam perjalanan, apakah kamu merindukan Dia, apakah kamu ingin bertemu dengan Rasul-Nya.

Kalau sampai waktuku ...

Bersiaplah!

2 comments:

Icank said...

cendol sama melon langsung saya kasih buat agan....

Unknown said...

Tararengkyu Gan :ilovekaskus: wkwkwkwkwk

Post a Comment