Mom, I LOVE U really really deep inside my heart

Alkisah ada seorang anak laki-laki yang hidup di sebuah kota yang tidak begitu maju. Dikatakan gak maju karena ga ada pabrik disitu, kecuali pabrik gula dan pabrik rokok. Si anak memiliki orang tua yang hidup sangat akrab dengan kerasnya dunia, sehingga dia pun ikut merasakan apa yang dirasakan orang tuanya.

Sang ayah adalah keturunan ke delapan dari keluarga kaya 7 turunan. Jadi bapak si ayah ini memiliki 5 orang istri (1 nya cerai), sehingga hartanya --sudah pasti-- habis dibagikan kepada sekian banyak anak2 dari sekian istri2nya. But, thanks God, para istri ini hidup berdampingan dengan tidak saling bermusuhan SEDIKITPUN. Dan anak2 dari istri2 tersebut juga hidup dengan sangat rukunnya. Believe me, ini bukan dongeng, tapi sebuah kenyataan, NYATA!!! Bahkan setelah salah satu dari istri2 tersebut meninggal (yang notabene adalah nenek sang anak), sang anak masi memiliki nenek2 yang mencintainya dan ia cintai.

Sang ibu adalah putri dari seorang laki2 yang pernah menjadi salah satu dari deretan laki2 kaya di desanya. Ya karena si laki2 ini pernah hidup sebagai orang 'jantan' menurut kebanyakan orang, habislah hartanya dan tidak ada yang terwariskan kepada putrinya maupun putranya.

Suami-istri ini harus hidup bersusah-susah, bekerja keras dalam mengarungi kehidupan berumahtangga, membangun citra keluarga, mendidik anak. Intinya adalah mereka hidup susah, dan semuanya mereka dapatkan dengan bekerja keras, bukan dari warisan ataupun pemberian orangtuanya.

Inilah yang menjadikan si anak mendapatkan pendidikan yang SANGAT keras dari orang tuanya, terutama ibunya. Yang membuatnya lebih dekat dengan sang ayah. Karena menurutnya hanya ayahnya lah yang menyayanginya, menggendongnya, memanjakannya, mendengarkan keluh kesahnya, memberinya uang jajan, mengajarinya arti2 kehidupan. Sementara ibunya tak yang jahat tak segan2 memukulnya, ya MEMUKULNYA dengan pukulan yang benar2 sakit. Dalam hati ia katakan bahwa ibunya memang orang yang jahat, orang yang belum siap menjadi seorang ibu, ibu yang egois, ibu yang mungkin bukan ibu kandungnya. Selama masa kecilnya, fikiran2 itu selalu ia ulang2 layaknya stereotape dalam otaknya.

Kemudian, ketika si anak menginjak usia SMA, ada sebuah perubahan sikap yang drastis dari ibunya kepadanya, ya DRASTIS !!! (dan anda tidak salah mengartikan kata drastis). Ibunya tiba2 sangat sayang padanya, semua keperluannya dipenuhi ~tanpa diminta sekalipun~, dia tidak dilarang-larang lagi main atau keluar rumah lama2, tidak lagi disuruh ini itu. Saat itu si anak berfikir, "Ibuku telah sadar", menurutnya si ibu telah merenung dan menyadari bahwa sikapnya selama ini salah kepada anaknya dan ingin mulai memperbaiki hubungan dengan anaknya.

Si anak kemudian menikmati keadaan itu selama masa2 SMA nya. Begitu si anak beranjak ke usia kuliah, si anak baru menyadari bahwa anggapannya selama ini salah. Kini bukan ibunya yang sadar, tapi dirinya yang sadar bahwa si ibu tidak pernah merenung, si ibu tidak pernah berubah sikap karena menyesali apa yang telah ia lakukan, tapi dialah yang selama ini tidak menyadari bahwa itulah cara ibunya mencintainya.

Si ibu dan ayah telah menjadi aktor dan aktris yang ulung. Yang mampu memainkan peranannya dengan sangat sempurna. Sang ayah telah menjadi protagonis yang mengajarinya arti sebuah cinta, persahabatan, makna2 kehidupan, kehalusan. Sedang sang ibu ~mungkin dengan sangat berat hati~ menjadi antagonis yang mengajari sang anak makna kerasnya hidup, makna sulitnya mendapatkan sesuatu, bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan, karena belum tentu yang kita inginkan adalah yang kita butuhkan. Subhanalloh, saat itu sang anak ingin menangis setiap saat mengingat masa kecilnya dan bagaimana orang tuanya mendidiknya, bagaimana orang tuanya mencintainya dengan caranya.

Sungguh masa kecil yang indah, bukan karena permainan-permainan yang ia nikmati, bukan pula dengan teman2 masa kecil yang menyenangkan, tapi karena sebuah ingatan yang ingin selalu ia ingat sebagai pelajaran. Tiba2 dia sadar seperti sadarnya orang dari pingsan, yang tahu2 ada disebuah tempat yang aneh. Tempat dimana dia mendapatkan kedewasaan, pendidikan yang layak, tempat yang dia tuju dengan sangat mudah padahal teman2nya mendapatkannya dengan sangat susah. Ya... dia bisa mengecam pendidikan dari SD hingga kuliah dengan beasiswa. Tak hentinya dia berterimakasih pada ibunya karena apa yang telah dia ajarkan.

Mom, I LOVE U really really deep inside my heart. There is no word to describe how much I love U. Dad, I admire you deep inside my heart, anda telah menjadi teladan yang baik selama ini.

PS : Sang anak sekarang sedang sangat seringnya mendapat sms dari bapak dan ibunya ~horee ibunya bisa sms-an hehe~ mengenai banyak hal, bahkan yang 'tidak penting' sekalipun. Dan semuanya adalah sebuah sms yang sangat penting baginya, tanda bahwa ibunya ingin berbagi isi hati dengannya.

3 comments:

Unknown said...

lucky them who really close to his/her mom,..manusia bukan sekedar mama http://dee-idea.blogspot.com/2009/08/manusia-bukan-mama.html

Daniel said...

anak e suwe sadar e.. wekekekek
kisah pribadi nih yeee

Unknown said...

Tengkyu mbak Link-nya :)

Anak selalu berprasangka buruk sama ortunya. Ga pernah berterimakasih. Padahal kalo nanti jadi ortu juga belum tentu bisa seperti ortunya.

Post a Comment